Seorang bijak berkata, janganlah bicara
benar jika kebenaran yang diucapkan itu akan menutupi kebohongan. Bicaralah
bohong, jika kebohongan itu sesungguhnya suatu selubung bagi kebenaran.
Bagaimana kalau kebohongan dan kebenaran
itu berlaku dalam kehidupan bernegara..? Banyak orang berkata bahwa politik itu
kotor..? Kalau politik itu kotor mengapa sampai detik ini, orang masih
memerlukan politik..? Mengapa kita masih memperbolehkan berdirinya sebuah
institusi pendidikan dengan label Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik..? Lalu
mengapa kita tetap membiarkan orang untuk mengembangkan dirinya sebagai seorang
poltikus..?
Kalau Politik itu kotor karena
kebenaran-kebenaran yang diucapkannya itu untuk menutupi kebohongannya padahal
tujuan dari politik itu adalah memegang kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat,
bangsa dan negara, bukan untuk kesejahteraan pribadi, keluarga dan kawan-kawan
serta golongannya.
Faktanya yang terjadi sekarang ini
adalah kebohongan-kebohongan yang telah dipamerkan politikus di panggung
kehidupan bernegara, serta kecenderungan seorang politikus yang hanya ingin
mencari kedudukan dan memperoleh kesempatan dan bukan oleh dorongan idealisme
perjuangan untuk kepentingan rakyat.
Praktik politik uang yang sudah
membudaya merupakan bukti nyata dari kehidupan berpolitik yang tidak lagi didasarkan
atas idealisme tersebut. Apalagi banyak janji-janji manis yang disampaikan
seorang politikus nyatanya setelah apa yang diinginkan sudah tercapai,
janji-janji tersebut hanya pepesan kosong saja dan tidak direalisasikan dalam
wujud nyata.
Dampak dari itu semua akhirnya membuat
rakyat menjadi kecewa dan marah, beberapa Anggota DPRD dikubur hidup-hidup
karena dianggap tukang bohong dan tidak dapat dipercaya, sebagaimana kejadian
berikut ini :
Ada sebuah bus yang ditumpangi oleh
rombongan Anggota DPRD yang akan melakukan study banding kesuatu daerah,
wilayah yang akan dikunjungi oleh rombongan DPRD tersebut adalah suatu daerah
yang jalannya berliku-liku dan penuh jurang... Na'as di tengah jalan bis
tersebut terperosok masuk jurang.
Beberapa penduduk setempat yang melihat
kejadian tersebut segera menolong mereka dengan menguburkan para penumpang bus
di tempat itu juga, karena melihat kondisi korban yang sangat mengenaskan.
Sehari kemudian polisi dan wartawan pun datang ketempat kejadian lalu
menanyakan kepada penduduk setempat. Kemaren ada kecelakaan rombongan Bus DPRD,
Bagaimana dengan penumpangnya apakah ada yang masih hidup..? tanya polisi
kepada salah satu penduduk. Pertanyaan Pak polisi langsung dijawab oleh salah
satu perwakilan warga setempat, ya Pak... kemaren kita memang melihat ada bus
terbalik dengan penumpangnya adalah rombongan anggota DPRD, itu kami lihat dari
seragam dan lambang yang dipakainya dan memang ada beberapa penumpang yang masih
merintih dan berteriak... Tolong Saya Pak, Saya masih hidup..!!! Lalu kemana
penumpang yang masih hidup itu sekarang..? kembali pak polisi bertanya..? sudah
kita kubur... Bapak kan tahu sendiri kejujuran seorang politikus, bilangnya A
tapi nyatanya B, paling kemaren mereka ngaku hidup, padahal sich sebenarnya
sudah mati, jadi kita kubur saja, jawab warga dengan polos...!!! Pak polisi dan
wartawan yang mendengar cuma bengong doang, hehehe… Besoknya media massa membuat berita headline "Anggota DPRD
dikubur hidup-hidup oleh masyarakat karena diduga tukang bohong”. Demikian
kisah ini terjadi.
Mengapa kisah humor ini bisa terjadi,
karena memang faktanya masyarakat kita sekarang ini sudah muak dengan tingkah
laku para wakilnya di legislatif, karena dianggap mereka lebih banyak mengumbar
janji tanpa memperdulikan nasib rakyat yang sedang didera kesulitan ekonomi...
Ilustrasi dalam bentuk humor di atas semoga bisa menjadi cermin untuk perbaikan
tingkah laku anggota legislatif kedepan yang benar-benar dapat memperjuangkan
aspirasi dan kepentingan masyarakat... Amin...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar